Wisata

Sabtu, 19 September 2015 | 11:20

lomba perahu sandeq-sumber : Race Sandeq Forum/Facebook

Datanglah ke Mamuju ketika Agustus. Sebab saat itu, dilaksanakan perayaan Hari Ulang Tahun kota tersebut, sekaligus peringatan harlah RI. Mamuju punya cara sendiri merayakan hari lahirnya. Yakni lewat perhelatan pesta bakar ikan serta lomba perahu sandeq atau Sandeq Race. Perahu sandeq adalah perahu tradisional Sulawesi Barat,yang jadi ikon ketangguhan maritim para pelaut Mandar.

Dalam lomba, perahu-perahu sandeq akan beradu dari titik awal Pantai Manakkara hingga Pantai Losari, Sulawesi Selatan. Jarak tempuhnya diperkirakan sekitar 300 mil laut. Suguhan wisata budaya ini amat menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebabnya, lomba ini dianggap sebagai lomba perahu tradisional terkeras di dunia. Tentu saja, karena para pengayuh perahu atau passandeq menguras tenaga dan pikiran mereka sampai menyentuh garis akhir.

Perahu sandeq sejatinya digunakan nelayan untuk mencari nafkah di laut terdalam sekali pun. Saat musim ikan terbang bertelur, para passandeq, sebutan nelayan dengan perahu bercadik khas itu, akan melaut dan memasang perangkap yang dibikin dai rangkaian daun kelapa dan rumput laut. Ada kalanya passandeq juga berlayar hingga Ternate dan Tidore untuk mencari rempah-rempah yang selanjutnya dijual di Makassar.

Adapun sejarah mencatat perahu bercadik itu telah berlayar membelah samudera, ke Amerika, Australia, Madagaskar, Jepang, Singapura, dan Malaysia, untuk menjual hasil bumi tanah Mandar. Adalah ketangguhan fisik perahu sandeq selain kehebatan si passandeq, yang telah membawa perahu itu berlayar, melawan ombak sekalipun.

Dalam perkembangannya, sandeq dugunakan untuk mengangkut barang dagangan ke pasar-pasar pesisir yang ada di antara Mamuju dan Majene. Ketika itu, jalur laut masih sangat diandalkan karena transportasi darat amat terbatas. Karena itu, passandeq dituntut untuk lebih cepat tiba di pasar, agar bisa mendapat lebih banyak pembeli. Sebab jika ia sampai terlambat datang, bisa jadi pasar sudah sepi dan barang yang mereka bawa tak laku.

Perahu sandeq memiliki panjang 9-16 meter dengan lebar 0,5-1 meter. Pada kanan-kiri tubuh perahu terdapat cadik dari bambu sebagai penyeimbang. Perahu sandeq bergerak mengandalkan hembusan angin yang ditangkap layar berbentuk segitiga. Dengan fisik seperti itu, sandeq bisa “berlari” hingga kecepatan 15-29 knot atau 30-40 kilometer per jamnya.

Tak heran jika peneliti sandeq sekaligus penggagas Sandeq Race asal Jerman, Horst H. Liebner, menyebut sandeq sebagai perahu tradisional tercepat dan terkuat yang pernah ada di Austronesia.

SULBARKITA
foto : Sandeq Race Forum | Facebook

 



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas