Obat Berkhasiat Sulbar Mandar

Kamis, 27 Agustus 2020 | 15:09

Pammaissang/ Sumber: FB- Fatma Mi Khansa

BERAGAM kearifan lokal hingga kini tetap lestari di kehidupan masyarakat Mandar. Di antaranya pengobataan tradisional, baik itu mantra atau doa-doa, terapi, hingga pemanfaatan tanaman liar sebagai herbal. Walau tak bisa dipungkiri seiring perkembangan ilmu kesehatan, pengobatan tradisional itu mulai terkikis oleh peranan dokter dan obat kimia.

BACA JUGA:
Kai-kaiq, Tumbuhan Liar asal Sulbar Untuk Obati Berbagai Penyakit
Minyak Pamboang, Ramuan Berkhasiat dari Mandar
Tren Uwai Dolong dan 8 Khasiatnya untuk Kesehatan

Padahal pengobatan ala Suku Mandar tidak kalah mujarab. Misalnya untuk kasus bayi yang menderita demam tinggi atau kejang-kejang. Menurut kepercayaan turun-temurun di kalangan masyarakat Mandar, demam itu disebabkan si bayi sedang dalam fase pertumbuhan: belajar berjalan, atau pun meningkat kemampuan otaknya. Saat bayi demam, orang Mandar juga punya cara dan ramuan khusus dalam mengobatinya. Begitu pun penyakit lainnya, yang biasa ditangani dengan herbal yang tumbuh di lingkungan sekitar. 

1) Campuran kunyit hitam untuk demam
Kunyit hitam (atau asso malotong dalam bahasa Mandar) dicampur dengan bawang merah (lasuna mamea) secukupnya. Lalu goreng kedua bahan dapur itu dengan minyak khas Mandar. Setelah ditiriskan, tunggu sampai dingin baru setelahnya dapat Anda oleskan pada badan bayi yang sedang demam.

2) Cocor bebek untuk obati demam
Tanaman hias ini, selain digunakan dalam acara adat dalam pernikahan di Mandar, dipercaya ampuh menurunkan panas pada bayi. Cukup mengambil beberapa helai (banguttuo) dan menempelkannya di dahi bayi.

3) Awar-awar untuk menurunkan panas
Awar-awar atau dalam bahasa Mandar disebut bodzabodzang, memiliki nama latin Ficus septica. Secara klasifikasi tumbuhan, awar-awar merupakan kerabat beringin yakni anggota suku Moraceae. Khasiatnya beragam. Tumbuhan itu dipercaya bisa menyembuhkan kanker, penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul, gigitan ular berbisa, meringankan sakit kepala, sesak napas, rematik dan disentri. Selain itu, awar-awar juga sering dipakai orang tua di Mandar untuk menurunkan panas bayi.  Caranya, ambil beberapa helai daun muda tumbuhan awar-awar, lalu tempelkan pada beberapa bagian tubuh bayi seperti dahi, perut, juga punggung.

4) Asam mangga untuk obat kejang-kejang
Asam mangga yang dikeringkan (paissang), tidak hanya berfungsi sebagai bumbu masakan. Di kalangan masyarakat Mandar, paissang dipercaya ampuh mengobati kejang-kejang pada bayi. Cukup mencampur segenggam asam mangga dengan air, lalu mengusapkannya di dahi atau badan bayi.

5) Daun pare untuk mengurangi dahak pada bayi
Para orang tua di Mandar memanfaatkan sayuran yang terkenal pahit ini untuk mengobati dahak pada bayi yang sedang batuk. Caranya, dengan meminumkan rebusan daun pare (paria) pada bayi yang sakit. Selain itu, daun pare juga dipercaya mampu meningkatkan sistem imun, mengobati penyakit pernapasan, mengurangi jerawat, membantu proses pengobatan diabetes tipe 2, menurunkan berat badan, mempertajam penglihatan, mengurangi sembelit, dan mencegah penyakit jantung.

6) Mengurut kaki dan pangkal paha untuk terapi sakit perut
Seorang bayi tentu tidak dapat mengungkapkan rasa sakit perut secara lisan. Namun orang tua di Mandar percaya dengan ciri-ciri bayi yang perutnya sedang sakit. Menurut keyakinan yang dipercaya turun-temurun, bayi akan menggosokkan kedua kakinya apabila ia merasa sakit perut. Untuk mengatasi hal itu, orang tua di Mandar biasa mengobatinya dengan mengurut telapak kaki dan pangkal paha bayi.

7) Rambut Ibu untuk mengobati kejang-kejang
Pengobatan jenis ini memang terdengar tidak rasional. Bahkan penelitian pun tak ada yang mengulas pengobatan tersebut. Namun tak jarang para ibu di Mandar memakai cara ini untuk menyembuhkan sang buah hati yang sedang kejang. Caranya sederhana, cukup mengambil beberapa helai bulu pada ibu, misalnya bulu ketiak, lalu membakarnya. Asap yang dikeluarkan rambut tadi, dipercaya menyembuhkan bayi kejang yang ada di dekatnya.

Erisusanto

 



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas